Acuhkan saja jika kau suka

Kurasa sejauh ini aku telah cukup sabar menghadapimu. Bukan lagi perkara cemburu atau soal waktu. Namun sebagai manusia terkadang aku juga punya rasa jenuh. jenuh menghadapimu yang seolah tak mau mengerti. Kau bilang aku kekanakan, iya memang. Kau bilang aku manja, tak juga kusangkal. Egois, mau menang sendiri, hmm iya terkadang. Lalu pengakuan macam apa lagi yang kau butuhkan?


Seringkali kau bilang jadilah perempuan yang tegar, dan kurasa tak kurang diriku berusaha. Tapi semua selalu tampak salah. Tolong katakan saja. AKU HARUS BAGAIMANA? cukup dengan kalimat singkat padat dan jelas. Tak perlu repot mencari prolog atau basa-basi.

Aku bukan anak kecil yang bodoh dan tak mengeri apapun. Ingat itu!

Perihal Kesabaran

     "Sabar". It's sounds so easy, but it's quiet hard to do. Hmm, berapa dari kita yang sering kali mendengar nasihat untuk sabar. Dan seberapa seringkah kita menyahut ketus, "Sabar, sabar! Ngomong mah gampang, prakteknya susah tau!"
     Haha, ya.. Sudah tak perlu malu mengakuinya, toh semua orang pernah melakukannya, tak terkecuali  yang menuliskan -Perihal Kesabaran- ini, alias saya sendiri. Menurut saya, si Sabar ini rupanya semacam makhluk asing yang dipaksa masuk dalam ritme keseharian yang mapan dengan haru-birunya. Hmm, kebanyakan prolog ya untuk sekedar curhat? Hehehe, betul, sebenarnya sedikit banyak isi tulisan ini pengalaman pribadi saya. Ada yang inspiratif, sedikit ajaib, atau mungkin biasa saja menurut anda.

Perjalanan

sebab tiada yang kekal selain kematian.demikian pula hembus nafasmu
yang membawa angin utara ke peraduan sang waktu.menyusur tepian
kali menapaki ladang dan pematang.sungguh gemerisik rumpun bambu
serupa tembang yang biasa kau bisikkan di telinga.lihat jendela di depan
sana, dialamnya tersimpan kelopak bunga yang mekar di jantungku.yang
bila hujan mengetuki daun jendelanya.ia akan tersenyum manja.

Sesuatu tentang Kita?

Djenaar, bukankah lama luka itu menjadi milik kita?
sepotong yang lalu kita nikmati berdua
purnama suram itu lekang juga akhirnya

Hingga kapan euphoriamu kan berakhir?

Lagu Kepulangan

Matahari,
seperti pada gambar kanak-kanak;
mengintip malu dibalik gunung biru
Aku ingat masa kecilku

Setapak sempit menikung tambat pada ujung senja;
 

Designed By Blogs Gone Wild!